BPKPNEWS.COM
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, mengatakan Rusia telah menggunakan cara-cara brutal dan biadab sengaja menargetkan warga sipil.
Ia juga menyebut Rusia telah meningkatkan serangan di wilayah selatan Ukraina.
"Saya mengatakan bahwa mereka telah menggunakan beberapa teknik brutal dan biadab dengan cara mereka menargetkan penduduk sipil," Kata Austin saat konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Bulgaria Kiril Petkov seperti dikutip dari CNN, Sabtu (19/3).
Oleh karena itu, ia berharap Rusia dapat memilih cara yang berbeda. Sebab, penderitaan yang dialami warga sipil sulit untuk diamati.
Baca Juga: Pakar Hukum Sebut Kasus Haris Azhar bentuk Pembungkaman Terhadap AKtivis yang Kritis
Sebelumnya, Kepala Analis Studi Rusia di Institute for the Study of War, Mason Clark, mengatakan pasukan Rusia telah membuat kemajuan di selatan negara itu dengan menggunakan taktik "yang diambil dari buku pedoman Suriah."
Menurutnya, taktik ini termasuk penargetan lingkungan demi lingkungan yang spesifik. Taktik tersebut merupakan senjata yang kurang tepat dan dapat memakan korban sipil lebih banyak serta menyasar sejumlah infrastruktur publik.
Rusia sendiri sebelumnya mengakui menggunakan rudal hipersonik untuk membumihanguskan Ukraina.
Kremlin mengklaim penggunaan rudal hipersonik bertujuan menghancurkan depot besar bawah tanah yang menjadi gudang rudal dan amunisi pesawat di wilayah Ivano-Frankivsk, Ukraina. Serangan itu terjadi pada 18 Maret kemarin.
Baca Juga: Panglima TNI Jendral Andika Perkasa Bongkar Kebohongan di Kasus Kematian 3 TNI
Melansir Reuters, kementerian juga mengklaim pihaknya telah menghancurkan radio militer Ukraina dan pusat pengintaian di dekat kota pelabuhan Odessa menggunakan sistem rudal pantai.
Namun demikian, Reuters belum bisa memverifikasi pernyataan kementerian tersebut.
Pasukan Rusia telah melakukan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Pasukan Kremlin terus menggempur pertahanan Ukraina, sementara pejuang negara itu dari militer hingga milisi membalas dengan memberikan perlawanan sengit.
SUmber : CNN Indonesia