Jakarta, BKPKNEWS. COM - video Tradisi Jawa dengan mengebrak bayi agar tidak kaget saat dewasa menjadi viral akhir-akhir ini.
Sekalipun itu sudah menjadi tradisi akan tetapi Spesialis Kesehatan Anak mengatakan itu hanya mitos belaka
Dalam video tersebut, bayi terlihat berada di atas kasur. Bayi tersebut terlihat kaget saat seorang wanita menggebuk-gebuk sekelilingnya menggunakan benda yang dilapisi kain.
Spesialis anak dr Ratih Puspita SpA menyebut tradisi itu hanyalah mitos semata. Menurutnya, bayi memang memiliki refleks 'kagetan' atau refleks moro.
"Refleks moro secara normal akan hilang dengan sendirinya pada usia 2-3 bulan," ujar dr Ratih, dihubungi detikcom, Rabu (8/6/2023).
Baca Juga: Tim Ahli dari Australia Menemukan Mahluk Hidup Pertama Di Bumi, inilah penjelasannya
dr Ratih menyebut refleks moro memang normal dialami oleh bayi sejak lahir. Sebaliknya, jika bayi tidak mengalami refleks tersebut kemungkinan ada pertanda bahwa bayi tersebut tidak normal.
Refleks ini biasanya muncul akibat suara atau gerakan yang mengejutkan. Terkadang, bayi bisa terkejut karena gerakan yang bahkan ia lakukan sendiri.
dr Ratih menambahkan, seorang bayi butuh rasa aman dan nyaman. Menggebrak dan mengagetkan bayi menurutnya merupakan stimulasi yang berlebihan dan berbahaya.
"Bayi akan merasa kaget dan terpicu saraf adrenalinnya, bahkan dapat menyebabkan trauma," kata dr Ratih.
Baca Juga: Inilah Penyebab dan Cara Pengobatan Hepatitis
Selain menyebabkan trauma, bayi akan mengalami dampak psikologis. Menurut dr Ratih, bayi akan mengalami 'mistrust' atau hilang kepercayaan jika refleks moronya distimulasi secara berlebihan dan terus-menerus.
"Tapi ini kan hanya ritual sesaat, ga setiap hari. Kalau di luar itu bayi cukup merasa aman harusnya ga ada masalah serius," ujar dr Ratih.
"Cuma bayangin aja kalau kita dewasa disuruh 'deg-degan' terus, kan nggak menyenangkan ya," sambungnya.