
Jakarta, BPKP NEWS.COMÂ
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui pemerintah pusat dan daerah masih kewalahan menekan laju transmisi virus corona (Covid-19). Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyebut upaya tes, telusur, dan tindak lanjut (3T) RI masih rapuh.
Dia mengatakan pula bahwa kesadaran alias perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak sangat rendah. Dua kondisi itu menurutnya telah membuat fasilitas kesehatan (faskes) di Indonesia hampir kolaps karena pandemi Covid-19 sejak hampir setahun terakhir.
"Rumah Sakit penuh karena benteng 3M-nya jebol oleh musuh, benteng 3T-nya juga rapuh. Maka musuh sekarang lagi menyerang benteng terakhir," kata Emil melalui sambutan yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube CISDI TV, Senin (1/2).
Emil pun menjelaskan, rapuhnya strategi pemerintah 3T itu, karena sejauh ini pemerintah pusat dan daerah masih belum bisa mencapai standar penelusuran kontak atau tracing yang nilainya sudah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Rasio pelacakan Indonesia termasuk Jawa Barat hanya 1:4. Yakni 1 kasus 4 kelacak, seharusnya 1 kasus 30 lingkaran terdekatnya terlacak. Jadi masih dari standar WHO," imbuhnya.
3M adalah kampanye pemerintah agar masyarakat berinisiatif mencegah penularan Covid dengan cara memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik antarsesama. Sementara 3T adalah langkah yang harus dilakukan pemerintah dalam penanggulangan Covid lewat memperbanyak tes, upaya pelacakan atau telusur kasus baru (tracing), dan perawatan atau tindak lanjut medis terhadap yang terpapar (treatment).