RK soal Data Covid Beda dengan Pusat: Yang Betul Kami

- Kamis, 4 Februari 2021 | 17:18 WIB
kamil
kamil


-




Jakarta-BPKP NEWS.COM





Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku data sebaran kasus virus corona (covid-19) di Jawa Barat yang paling akurat adalah data yang diumumkan melalui situs pusat informasi dan koordinasi covid-19 Jawa Barat (Pikobar).
Sementara menurutnya, data harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 tidak sesuai. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan beberapa data pemerintah pusat masih menghitung sebagai kasus positif, padahal beberapa di antaranya sudah berubah menjadi kasus sembuh.





"Logikanya kalau kasusnya melompat tinggi maka pasti Rumah Sakit (RS) teriak karena keterisian pasien meningkat. Ternyata hari ini tidak nyambung, diumumkan pemerintah pusat kasus itu naik pesat, tapi keterisan RS malah turun, berarti data yang betul adalah data di kami," kata Emil dalam diskusi daring yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Lawan Covid 19 ID, Kamis (4/2).





Emil menjelaskan bahwa kondisi keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Jawa Barat masih berada di angka 69,10 per (1/2) lalu. meski begitu rata-rata kapasitas keterpakaian tempat tidur RS Jawa Barat itu telah melebihi anjuran keterisian tempat tidur yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebesar 60 persen.





Adapun bila merujuk sebaran tiap daerah seperti dalam jangkauan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek). CNNIndonesia.com mencatat per (1/2) keterisian RS untuk rawat inap covid-19 di Kabupaten Bogor mencapai 71,78 persen, sedangkan untuk kapasitas tempat tidur di ruang ICU tercatat telah terisi 88,37 persen.





Kemudian Kota Bogor telah terisi sebanyak 66,7 persen isolasi rawat inap, sementara ICU 87,5 persen. Selanjutnya keterisian rawat inap isolasi di RS rujukan Covid-19 di Kota Depok mencapai 71,43 persen dan ICU 76,r persen. Dan Kota Bekasi yang mencatat 83 persen keterisian isolasi rawat inap, sedangkan untuk keterisian tempat tidur ruang ICU mencapai 87,5 persen.





"September-Desember, kasus kami tinggi tapi yang diumumkan pemerintah pusat sesuai kewenangannya itu rendah. Tapi di Januari justru di saat kasus harian kami stabil dan rendah tiba-tiba diumumkannya tinggi. Saya juga langsung cek keterisian RS saat itu," jelasnya.


Halaman:

Editor: bpkpnews

Terkini

Mengapa Bayi baru lahir Menangis,

Minggu, 1 Oktober 2023 | 23:07 WIB

Inilah 6 ciri Diabetes di Usia Muda beserta Penyebabnya

Jumat, 15 September 2023 | 21:24 WIB

Inilah beberapa makanan yang dapat Mengatasi Asam Lambung

Minggu, 10 September 2023 | 22:22 WIB

Hati-Hati, Sering Masturbasi akibatkan Cidera Paru

Minggu, 30 Juli 2023 | 22:26 WIB

Inilah Tips Menjalani Masa Tua yang Bahagia

Sabtu, 15 Juli 2023 | 23:39 WIB
X