Makassar, BPKPNEWS.COM-- Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan menerbitkan surat edaran kepada seluruh kabupaten/kota untuk mempersiapkan obat antibiotik dalam mewaspadai Kejadian Luar Biasa (KLB) batuk rejan atau pertusis. Diduga diderita sejumlah masyarakat di beberapa kabupaten.
"Surat edaran ini dikeluarkan untuk jaga-jaga kalau ada kasus tersebar, sebab ini dicurigai sudah ada di beberapa kabupaten dan kota. Kami sedang menunggu hasil uji laboratorium. Jadi memang harus disiapkan dari sekarang sebagai langkah kewaspadaan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulsel Ardadi di Makassar, Jumat, 14 Januari 2023.
Berdasarkan surat edaran yang diterbitkan sejak 9 Januari lalu, Dinas Kesehatan Sulsel meminta setiap kabupaten/kota menyiapkan obat antibiotik yang digunakan sebagai obat tata laksana penderita dan obat profilaksis (erythromycin) bagi kontak erat penyakit difteri dan pertusis sebagai antisipasi awal dan kewaspadaan jika terjadi peningkatan penyakit tersebut.
Baca Juga: Isue Kompakdesi Jabar Dukung Ganjar Pranowo, Ketum DPP: itu Hoax! Kami Independen
Berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan Sulsel, terdapat empat kasus yang telah terkonfirmasi pertusis berdasarkan hasil laboratorium, yakni Kabupaten Maros dua orang, Bulukumba dan Luwu masing-masing satu orang.
Sementara masih ada 30 orang yang tengah menunggu hasil laboratorium. Mereka tersebar di kabupaten Maros, Luwu Utara, Bulukumba, Luwu, dan Pangkep. Dinkes Sulsel mengeklaim penyakit pertusis terjadi karena kurangnya cakupan imunisasi lengkap pada masa pandemi di tahun 2020.
"Ini juga jadi pemicunya, karena memang banyak masyarakat kita yang enggan ke posyandu maupun imunisasi di sekolah selama masa pandemi," kata Ardadi.
Baca Juga: Layanan Prima, Sejumlah Warga Puas dengan MPP Kota Bandung
Pertusis merupakan batuk rejan yang penularannya terbilang cepat karena melalui percikan saat batuk. Pertusis bisa dicegah melalui vaksinasi atau imunisasi.
Maka dari itu, Dinkes Sulsel juga meminta agar setiap daerah melalui Dinas Kesehatan masing-masing untuk menyiapkan amies sebagai media transpor bakteri yang digunakan untuk pengambilan spesimen penyakit pertusis.
Upaya lain yang dilakukan Dinkes Sulsel dalam upaya penanganan penyakit ini adalah dengan meningkatkan cakupan imunisasi DPT dengan cara melakukan imunisasi kejar bagi sasaran yang belum mendapatkan atau belum lengkap imunisasinya.
"Kita juga mencegah penularan lebih banyak dengan memberikan profilaksis pada semua kontak erat kasus," kata Ardadi.
Baca Juga: Lancarkan Lalu Lintas Masjid Raya Al Jabbar, Pemkot Bandung Rekayasa Jalan
Ardadi menjelaskan pada konsep promosi kesehatan harus dipastikan etika batuk, cuci tangan pakai sabun, pola hidup bersih sehat, dan penerapan protokol kesehatan secara benar. Serta isolasi penderita dan penelusuran kontak penderita.
(red)