• Senin, 25 September 2023

YANG SEXY DAN URGENSI

- Senin, 27 Desember 2021 | 02:29 WIB
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta (poto : Istimewa)
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta (poto : Istimewa)

Jakarta | BPKP NEWS.COM

Sejak Partai Gelora meluncurkan Gerakan Tanam 10 Juta Pohon, saya beberapa kali mendapat pertanyaan lewat pesan pendek dari sejumlah kawan. Ada sesama politisi, pengamat, penggiat survei, wartawan, juga aktivis. Kalau diringkas pertanyaan mereka begini: Buat apa capek-capek menggarap isu yang tidak “sexy” secara politik? Ada lagi yang bertanya: Memangnya pohon besok nyoblos saat pemilu?

Setelah peluncuran Gelorakan Gen 170 dua hari yang lalu, pertanyaan yang sama juga datang. Bisa dapat berapa suara dari ibu-ibu hamil?

Saya senang dengan pertanyaan itu karena saya bisa bertanya balik: Untuk apa kita berpolitik? Untuk mendapat suara? Ya. Untuk mendapat kekuasaan? Ya. Tapi tidak selesai di situ: Mau apa kita dengan kekuasaan yang insya Allah didapatkan?

Baca Juga: PT. MAP Beri Paket Sembako Beras serta 1000 lebih Vaksin untuk Anak dan Dewasa

Saya percaya bahwa politik adalah alat perubahan. Kita bekerja sejak awal dengan membayangkan perubahan apa yang ingin kita buat. Setiap anggota DPR, pejabat eksekutif, kepala daerah harus punya pertautan hati antara tanda tangannya di sebuah dokumen dengan perubahan apa yang ingin ia buat untuk hajat hidup orang banyak.

Lewat kebijakan, legislasi, peraturan dan anggaran yang dipikirkan matang, kita bisa mengubah hidup orang. Kita bisa membawa orang yang selama ini lemah dan tak berdaya terangkat harkatnya dengan kewenangan yang dimiliki.

Sebaliknya, jika kekuasaan yang diraih tidak bisa mengubah hidup orang banyak, buat apa kita ada di sana?

Sejak didirikan Partai Gelora disiapkan menjadi tangga naik bagi mereka yang selama ini lemah dan tak berdaya. Partai Gelora akan terus menyuarakan agenda-agenda penting yang selama ini tenggelam karena dianggap tidak populer, terutama oleh media.

Baca Juga: Beragam Penyebab Anak Muntah Malam Hari yang Perlu Diwaspadai

Indonesia kini tengah mengalami krisis narasi, krisis cita-cita bangsa. Salah satu indikatornya adalah bangsa ini kehilangan prioritas terhadap agenda-agenda penting kehidupan rakyat. Tidak ada sense of urgency menghadapi banyak tantangan, terutama tantangan membangun manusia.

Angka prevalensi stunting 27,7% (2019) untuk Indonesia yang masuk menjadi anggota G-20 adalah ironi. Bagaimana ketahanan pangan kita dikelola di tengah ancaman perubahan iklim yang telah dan niscaya mengubah wajah bumi?

Karena itu Partai Gelora tidak bergerak semata mengejar isu yang “sexy” secara politik atau populis di media. Kami tidak semata mengejar sorotan media. Politik gagasan tidak membutuhkan banyak gimmick dan atraksi.

Baca Juga: Hutan Produksi di Babat dijadikan Perkebunan, Dinas Kehutanan Diam

Halaman:

Editor: Ahmad Tarmizi, SE

Tags

Terkini

Bupati Sukabumi Hadiri Acara Musda Ke-IV DPD PPNI

Sabtu, 2 September 2023 | 23:02 WIB

Prabowo : Aroma Penghianatan tercium akhir-akhir ini

Sabtu, 2 September 2023 | 22:58 WIB
X