Franz Magnis Suseno : Transaksional Tinggi Dunia Politik, Suara Rakyat Jarang Didengar

- Jumat, 17 Maret 2023 | 23:19 WIB
Romo Franz magnis Suseno saksi Ahli Filsafat  (Istimewa)
Romo Franz magnis Suseno saksi Ahli Filsafat (Istimewa)

JAKARTA, Bpkpnews.com--Tingginya Transaksional Politik mengakibatkan suara rakyat kecil sering tak terdengar, hal tersebut disampaikan Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara Franz Magnis Suseno alias Romo Magnis

Romo Magnis memberi contoh, dia pernah bertanya kepada salah anggota DPR di Jerman terkait biaya yang dihabiskannya untuk jadi wakil rakyat. Ternyata, sebesar €13.00 atau sekitar Rp200 juta.

Dia pun menggarisbawahi, tak masalah orang bermodal jadi wakil rakyat di DPR sebab belum tentu mereka buruk. Masalahnya, orang kaya tak bisa merasakan yang orang kecil rasakan.

"Orang yang punya modal itu juga baik-baik, tapi bagaimana dia bisa mewakili orang kecil?" jelas Romo Magnis dalam Seminar Nasional: Menyongsong Kontestasi Demokrasi di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2023).

Baca Juga: 46 Produk UMKM Binaan Dekranasda Kota Bandung semarakan Event Pasar Kreatif

Dia mengatakan, dahulu waktu dirinya pertama kali mengajar sebagai professor, penghasil perbulannya sekitar Rp5 juta. Dengan penghasilan segitu, lanjutnya, tak mungkin orang sepertinya bisa jadi politisi di parlemen.

Meski begitu, Romo Magnis mengatakan tak ada yang bisa disalahkan atas masalah itu sebab akarnya sudah jauh merambat. Sekarang, lanjutnya, yang bisa dilakukan yaitu mencari solusi untuk mengatasinya.

 

  • Romo Magnis Kritisi Capres-Cawapres Minim Gagasan
  • Romo Magnis: Rakyat Tinggalkan Pancasila jika Terus Dibelit Kemiskinan

 

"Ini masalah struktural... [Ini] bukan masalahnya kehendak baik tapi supaya bagaimana bisa diurus," ujar ahli filsafat itu.

Baca Juga: Kepala Bagian Pemberitaan KPK : kasus dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E Jakarta dalam Proses Penyelidik

Oleh sebab itu, Romo Magnis berharap ke depannya akan ada lebih banyak politisi dan wakil rakyat yang berasal dari wong cilik alias orang kecil. Dengan begitu, akan ada lebih banyak kebijakan yang merepresentasikan orang kecil.

"Saya rasa kita perlu lebih banyak perwakilan rakyat yang biasa. Orang bermodal, pemikiran bisa lain, tidak sama mewakili orang yang diwakili," tutupnya.

(Red)

Halaman:

Editor: Ahmad Tarmizi, SE

Tags

Terkini

Inilah arti dari mimpi tidur, Anda Penasaran

Jumat, 24 Maret 2023 | 20:41 WIB

Tata Cara Ziarah Kubur serta Hukum Melaksanakannya

Minggu, 19 Maret 2023 | 22:02 WIB
X