• Jumat, 22 September 2023

Sri Mulyani : Kenaikan Risiko Stagflasi Sangat menghawatirkan Disaat Perlambatan Ekonomi Global

- Senin, 1 Agustus 2022 | 22:27 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/8/2022).  (Antara)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/8/2022). (Antara)

Jakarta, BPKPNEWS.COM -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengkhawatirkan kenaikan risiko stagflasi di tengah potensi perlambatan ekonomi global.
Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani mengatakan beberapa lembaga internasional merevisi proyeksi ekonomi global menjadi lebih rendah dari prediksi sebelumnya.

Dana Moneter Internasional (IMF) misalnya. Lembaga itu merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4,1 persen menjadi 2 persen tahun ini.

Sementara, Bank Dunia (World Bank) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen.

"Isu-isu yang menjadi perhatian KSSK, pertama pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya serta meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (1/8).

Baca Juga: Ketua Dewan Komisioner OJK Ungkap Dana Terhimpun di Pasar Modal Capai Rp 123,5 Triliun

Selain itu, Sri Mulyani juga mewaspadai risiko resesi meningkat di global. Maklum, AS baru saja masuk ke jurang resesi pada kuartal II 2022.

"Pertumbuhan ekonomi di berbagai negara termasuk AS, Eropa, Jepang, China, India diperkirakan lebih rendah, ini disertai meningkatnya kekhawatiran kemungkinan terjadi resesi," jelas Sri Mulyani.

Potensi resesi sejumlah negara dibarengi dengan tekanan inflasi yang terus meningkat. Hal ini karena harga komoditas semakin mahal imbas perang Rusia-Ukraina.

Lonjakan inflasi di global juga membuat bank sentral di sejumlah negara mengerek suku bunga acuan. Salah satunya The Fed yang menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin menjadi 2,25 persen-2,5 persen bulan lalu.

Baca Juga: Soal Beras Bansos Yang Terkubur Di Lahan di Kota Depk, JNE Buka Suara

Sri Mulyani mengatakan kenaikan suku bunga acuan di sejumlah bank sentral berpotensi membuat ekonomi beberapa negara melambat, termasuk AS. "Ini juga yang meningkatkan fenomena stagflasi yaitu inflasi tinggi yang dikombinasikan dengan kondisi perekonomian yang melemah," terang dia.

Meski begitu, ia mengklaim sistem keuangan di RI masih baik-baik saja di tengah ketidakpastian ekonomi di global. "Stabilitas sistem keuangan berada dalam kondisi yang masih terjaga di tengah tekanan perekonomian global yang meningkat," tutup Sri Mulyani.

(red/CNN)

Editor: Ahmad Tarmizi, SE

Tags

Terkini

Pedangdut Mawar Kusuma ditangkap Polisi, kasus apakah !

Jumat, 15 September 2023 | 21:19 WIB

Inilah istilah-istilah generasi Z alias gen Z

Kamis, 14 September 2023 | 21:44 WIB

Efek tidur dengan lampu menyala

Selasa, 5 September 2023 | 23:50 WIB

10 Cara Mengendalikan Amarah yang Meledak

Selasa, 5 September 2023 | 23:26 WIB

KCIC Bandung-Jakarta akan dijajal oleh PM China

Minggu, 3 September 2023 | 22:33 WIB

Aplikasi Booming Amankah, simak beritanya

Minggu, 3 September 2023 | 22:21 WIB

Inilah Makanan sumber Glukosa dan manfaatnya

Selasa, 29 Agustus 2023 | 23:50 WIB

Tarik uang di Aplikasi Snack Video, inilah caranya

Selasa, 29 Agustus 2023 | 23:38 WIB

Bupati Sukabumi Hadiri Acara BAZNAS AWARD 2023

Senin, 7 Agustus 2023 | 23:43 WIB
X