Jakarta, BPKPNEWS.COM-- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membuka kemungkinan tragedi Kanjuruhan tidak dimulai oleh suporter sepak bola.
Mahfud menyampaikan Aremania -suporter Arema FC- punya kebiasaan turun ke lapangan setelah pertandingan. Dia menyebut ada kemungkinan suporter melakukan hal itu setelah pertandingan melawan Persebaya Surabaya akhir pekan lalu.
"Jauh sebelum Komnas HAM menyelidiki, saya sudah tahu ada kebiasaan, katanya. Setelah selesai main, Aremania itu turun ke lapangan," kata Mahfud di Mata Najwa, Kamis (6/10).
Baca Juga: Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) Menggelar Aksi Solidaritas Untuk Tragedi Kanjuruhan Di Depan Mapolda DIY
Mahfud mengaku dapat informasi itu dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Menurut Muhadjir, Aremania turun ke lapangan, baik saat Arema FC kalah maupun menang.
"Ada ritualnya. Jadi, itu sudah biasa. Kalau itu benar, ya nanti kita selidiki," ujarnya.
Meski demikian, Mahfud tidak menutup kemungkinan yang lain. Hal itu disebabkan banyak potongan video yang menangkap suporter mengejar pemain dan aparat kepolisian.
Dia menegaskan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) akan menyelidiki berbagai fakta. Mahfud berjanji akan objektif dan transparan dalam mengusut kasus ini.
"Saya tidak membela polisi, tapi ini harus dipahami sedang diselidiki. Kita percaya dulu yang Cak Anam, kita percaya dulu yang ini, nanti kan divalidasi. Itulah perlunya tim investigasi," ujarnya.
(red/CNN)